BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan
dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain
itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang
yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang
diinginkan oleh konsumen.
Untuk itu dalam suatu perusahaan harus mengetahui tantangan,
tahapan evolusi, dan strategi produk, agar dapat membuat suatu produk yang baik
dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dan perusahaannya berjalan lancer dan
baik. Dan suatu perusahaan dapat menjalankan perusahaannya dalam jangka waktu
yang panjang, berkembang, dan memperoleh keuntungan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah ini yaitu:
a. Tantangan dalam pengembangan produk.
b. Tahapan evolusi daur hidup produk.
c. Strategi tiap tahapan daur hidup produk.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu:
a. Agar mahasiswa dapat memahami tantangan dalam
pengembangan produk.
b. Agar mahasiswa dapat memahami tahapan evolusi daur
hidup produk.
c. Agar mahasiswa dapat memahami strategi tiap tahapan
daur hidup produk.
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Pengembangan Produk
Pengembangan produk adalah suatu proses dari pencarian ide-ide
untuk barang-barang dan pelayanan-pelayanan baru, dan mengubahnya menjadi
tambahan lini produk yang berhasil secara komersil ( Darymple & Parsons,
2000, p. 219 ). Alasan dasar perusahaan mengembangkan produk baru adalah untuk
menggantikan item-item yang telah kehilangan minat dari konsumen. Pengenalam
item baru membantu meningkatkan pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan
2.2 Tantangan Dalam Pengembangan
Produk Baru
Mengembangkan produk baru yang luar biasa tidaklah mudah. Hal ini
merupakan tantangan yang berarti bagi sebuah tim pengembangan produk. Beberapa
hal yang merupakan tantangan dalam mengembangkan produk adalah:
·
Pertentangan (trade-off
): untuk menciptakan produk yang berkualitas tinggi kemungkinan besar akan
menambah biaya manufaktur.
·
Perubahan (dynamics):
teknologi meningkat, selera pelanggan berubah,
pesaing mengenalkan produk barunya, dan kondisi makroekonomi.
Pengambilan keputusan dalam suatu lingkungan yang selalu berubah merupakan
tugas yang sulit dihadapi.
·
Detail: dalam
mengembangkan produk, baik sederhana maupun kompleks selalu membutuhkan ribuan
keputusan yang harus diambil
·
Tekanan waktu:
keputusan pengembangan produk harus dibuat dengan cepat.
·
Ekonomis:
mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk baru membutuhkan investasi
yang besar. Namun untuk mendapatkan kembali investasi yang telah dikeluarkan,
maka produk yang dihasilkan harus dapat menarik hati pelanggan dan dapat
diproduksi dengan harga yang tidak mahal
2.3 Proses
pengembangan produk
Proses
dapat didefinisikan sebagai langkah yang mengubah input menjadi output.
Sedangkan proses pengembangan produk merupakan langkah atau kegiatan yang
dikerjakan oleh suatu perusahaan untuk memikirkan, mendesain, dan
mengkomersialisasikan suatu produk
Menurut Kotler, langkah-langkah penting dalam
pengembangan produk adalah sebagai berikut
·
Pemunculan gagasan
(idea generation) :
Pengembangan baru
dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan produk baru. Pemunculan gagasan baru harus
sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber
yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
·
Penyaringan gagasan
(idea screening):
Tujuan penyaringan
adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan
buruk sedini mungkin.
·
Pengembangan dan pengujian konsep (concept
development and testing) :
Suatu ide atau
gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa
alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan gagasan
produk dan citra produk. Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi kemungkinan
produk yang oleh perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar. Suatu konsep
produk adalah versi terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen
yang punya arti. Sedangkan suatu citra produk (image) adalah gambaran khusus
yang diperoleh dari produk nyata atau calon produk.
·
Pengembangan strategi
pemasaran (marketing strategy development):
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari
tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan
ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah
direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak
dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan strategi
pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan
biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan
jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran
pemasaran selama ini.
·
Analisis usaha
(business analysis):
Bila manajemen telah
menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi
daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan
perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan.
Jika telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
·
Pengembangan produk (product development):
Bila konsep produk
lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan pengembangan
dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian riset dan
pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk
agar bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat
diproduksi dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.
·
Pengujian pasar (market testing):
Pengujian pasar ialah
keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan kepada kalangan
konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur
mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasar yang
dimilikinya.
·
Komersialisasi
Tahap komersialisasi
menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy)
produk baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan harus
memutuskan kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana produk baru tersebut akan
diluncurkan ke, dan bagaimana produk baru tersebut akan diluncurkan ke pasa
2.4 Penyebab Kegagalan Produk
Baru
1. Kegagalan
pasar/pemasaran
·
Ukuran pasar
potensial kecil
·
Tidak ada
diferensiasi produk yang jelas
·
Positioning buruk
·
Salah memahami
kebutuhan pelanggan
2. Kegagalan keuangan
·
Tingkat pengembalian
investasi yang rendah
3. Kegagalan penentuan waktu
·
Terlambat masuk pasar
·
Terlalu cepat – pasar
belum berkembang
4. Kegagalan Teknis
·
Produk tidak bekerja
·
Desain yang buruk
5. Kegagalan Organisasional
·
Tidak sesuai dengan
budaya organisasi
·
Kekurangan dukungan
organisasi
6. Kegagalan Lingkungan
·
Peraturan pemerintah
·
Faktor makroekonomi
Kegagalan
produk baru ini dapat disimpulkan kaarena dipengaruhi oleh banyak faktor.
Berikut ini faktor-faktor yang menghambat pengembangan produk baru:
- Kekurangan gagasan mengenai produk
baru yang penting di bidang tertentu : Mungkin hanya ditemukan sedikit
cara untuk memperbaiki produk dasar ( seperti baja, deterjen ).
- Pasar yang terbagi-bagi :
Persaingan yang ketat menyebabkan pasar menjadi terbagi-bagi (market
fragmentation ).Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka ke segmen
pasar yang lebih kecil, dan hal itu berarti penjulan dan laba yang lebih
rendah untuk tiap produk.
- Kendala social dan pemerintah :
Produk baru harus memenuhi kriteria seperti keamanan konsumen konsumen dan
keseimbangan lingkungan. Persyaratan pemerintah telah memperlambat inovasi
di industri obat, dan industri lain.
- Mahalnya proses pengembangan produk
baru : Suatu perusahaan pada umumnya harus menciptakan berbagai gagasan
tentang produk baru untuk menemukan hanya satu produk yang layak
dikembangkan. Selanjutnya, perusahaan sering menghadapi biaya litbang,
manufaktur, dan pemasaran yang tinggi.
- Kekurangan modal : Beberapa
perusahaan yang memiliki gagasan-gagasan yang baik tidak dapat
mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset dan meluncurkan
produk baru.
- Waktu pengembangan yang lebih
singkat : Perusahaan-perusahaan yang tidak dapat mengembangkan
produk-produk baru secara cepat akan berada dipihak yang tidak memiliki
keunggulan. Perusahaan-perusahaan harus belajar bagaimana mempersingkat
waktu pengembangan dengan menggunakan teknik perancang yang dibantu
komputer dan teknik manufaktur, mitra strategis, pengujian konsep awal,
dan perencanaan pemasaran tingkat tinggi.
- Siklus hidup produk yang lebih
singkat : Ketika suatu produk baru berhasil, pesaing dengan cepat akan
meniru. Dulu, Sony menikmati tenggang waktu tiga tahun untuk mendorong
produk barunya sebelum para pesaing berhasil meniru. Sekarang, Matsushita
dan para pesaing lain akan meniru produk itu dalam enam bulan, sehingga
Sony nyaris tidak memiliki cukup waktu untuk mengembalikan investasinya.
Perkiraan
ini tentu saja bergantung pada bagaimana periset mendefinisikan kegagalan
produk baru, misalnya apakah jika produk tersebut gagal memberikan laba ataukah
jika menghasilkan laba lebih rendah daripada yang diharapkan.
Tantangan
dalam pengembangan produk baru dapat berasal dari dalam (internal) dan dari
luar (eksternal).
- Tantangan internal diantaranya
biaya; SDM; fasilitas (peralatan) dan komitmen manajemen.
- Tantangan eksternal diantaranya
krisis multi dimensi; persaingan global; perkembangan teknologi (iptek)
dan perkembangan tuntutan konsumen.
2.5 Tahapan
Evolusi Daur Hidup Produk
Pengertian
Siklus Hidup Produk (Product Life cycle) – Pada
prinsipnya, Hampir setiap produk di dunia ini mengalami Siklus Hidup Produk.
Namun jangka waktu siklus hidup produk pada setiap produk tersebut
berbeda-beda, ada yang cepat hilang, ada juga yang dapat bertahan dalam jangka
waktu yang relatif lama. Apalagi pada produk-produk yang berorientasi pada
Teknologi seperti pada produk-produk Elektronika (Ponsel, Komputer, Televisi),
Siklus Hidup suatu produk akan semakin terasa. Mungkin banyak diantara kita
yang kurang memperhatikannya, namun itulah yang sering terjadi di kehidupan
kita.
Oleh
karena itu, mengerti dan memahami konsep Siklus Hidup Produk atau Product
Life Cycle ini merupakan suatu hal yang penting bagi setiap produsen
untuk memproduksi dan memasarkan produknya. Pada dasarnya, Siklus Hidup Produk
adalah tahapan-tahapan proses perjalanan hidup suatu produk mulai dari
diperkenalkannya kepada pasar (market) hingga pada akhirnya hilang dari
pasaran. Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja
keras melakukan berbagai strategi agar produknya dapat bertahan lebih lama lagi
di pasar (market).
Pada
umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle memiliki 4 Tahapan yaitu
Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), Kedewasaan (Maturity),
Penurunan (Decline). Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai keempat
tahapan Siklus Hidup Produk beberapa strategi umum yang digunakan produsen
dalam memasarkan produknya berdasarkan Fase atau Tahap Siklusnya.
1.
Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam
siklus hidup produk dimana produsen memperkenalkan produk barunya kepada pasar
atau masyarakat umum. Beberapa ciri-ciri pada Tahap Perkenalan ini diantaranya
adalah :
- Produk
baru diluncurkan ke Pasar (Market)
- Omset
penjualan yang masih rendah
- Kapasitas
produksi masih rendah
- Biaya per
unit yang masih tinggi
- Cash Flow
Negatif
- Distributor
berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang masih belum terbukti
Kualitasnya.
- Diperlukannya
promosi secara besar-besaran dalam rangka memperkenalkan produknya (biaya
promosi yang tinggi)
Strategi
yang sering digunakan dalamTahap Perkenalan (Introduction) :
- Mendorong Adopsi pelanggan
- Mengeluarkan Biaya yang besar dalam
promosi untuk menciptakan kesadaran pada produk dan juga untuk
memberitahukan produk barunya kepada masyarakat
- Menggunakan strategi Harga
Peluncuran (skimming) atau Harga Penetrasi (Penetration)
§ Distribusi
yang terfokus (pada wilayah yang terbatas)
2. Tahap
Perkembangan (Growth)
Tahap
Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan tersebut
sudah dikenal dan diterima oleh konsumen. Beberapa ciri-ciri pada tahap
Perkembangan ini adalah :
- Memperluas
pasar
- Omset
penjualan yang naik signifikan
- Meningkatnya
kapasitas produksi
- Produk
mulai diterima oleh pasar
- Cash Flow
mulai berubah menjadi Positif
- Pasar
semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-pesaing baru
akan mulai bermunculan
- Biaya per
unit akan turun ke skala yang ekonomis
Strategi
yang sering dilakukan dalam Tahap Perkembangan
- Membuat iklan yang menciptakan
kesadaran akan pemilihan produk dan memperkuat merek (branding)
- Memperbanyak saluran distribusi dan
memperluas cakupan distribusi.
- Meningkatkan kualitas produk,
menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta memperbanyak model atau
varian.
- Menurunkan harga produk untuk
menarik pembeli dan memperluas segmen pasar
- Masih mengeluarkan biaya yang besar
dalam mempromosikan produk dan mereknya.
3. Tahap
Kedewasaan (Maturity)
Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat,
bersaing dengan ketat dan berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.
- Kapasitas
produksi yang tinggi
- Memiliki
laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin pasar
- Cash Flow
akan berada dalam kondisi Positif yang kuat
- Pesaing
yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar
- Harga
Produk mulai turun
Strategi
yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan
- Memperbaiki dan memodifikasi Produk
dan memperbanyak pilihan (model, warna, bau, rasa, estetika)
- Meninggalkan varian produk yang
tidak kuat di pasar.
- Kapasitas Produksi pada kondisi
yang rasional
- Menerapkan harga yang lebih
bersaing
- Menggunakan Iklan yang persuasif,
mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produknya.
- Menarik pengguna-pengguna baru
- Distribusi yang intensif
- Memasuki Segmen pasar yang baru
- Repositioning
Tahap
ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan.
Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam PLC.
Hal
ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang
bersangkutan tetap ada. Sebagian besar produk yang ada saat ini berada dalam
tahap ini, karena itu sebagian besar strategi pemasaran ditujukan untuk
produk-produk dalam tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk
memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative maturity.
Penjualan
dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin
tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang
berbeda dengan lainnya. Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan.
Tingkat pertama disebut growth
maturity, yaitu pertumbuhan
penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada
lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah. Dalam tingkat kedua, stable
maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar.
Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan
perusahaan. Pada tingkat ketiga, decaying maturity, penjualan mulai
menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada
tahap kedewasaan. Yang pertama adalah defensive strategy, yang bertujuan
untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk
(product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah
berupa modifikasi bauran pemasaran untuk memperoleh tambahan penjualan.
Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya
produksi dan menghilangkan kelemahan produk.
Strategi yang kedua adalah offensive strategy,
yang lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang
lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan
menggaet kelompok bukan pemakai (non-user), mengintensifkan penawaran produk
kepada non-user, dan merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi ofensif
adalah modifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa
sehingga semakin menarik konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara
menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen sekarang untuk
mendorong pembelian yang lebih banyak dan pemakaian yang lebih sering (usaha
seperti ini sering disebut dengan product relaunching).
4.
Tahap Penurunan (Decline)
Pada tahap penurunan, penjualan
dan keuntungan akan semakin menurun dan jika tidak melakukan strategi yang
tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar (market).
Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut :
- Laba
menurun secara signifikan dan Cash flow akan melemah
- Pasar
menjadi Jenuh
- Akan
banyak Pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
- Kapasitas
produksi akan menurun
Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan
adalah sebagai berikut :
- Melakukan
promosi untuk mempertahankan Pelanggan yang setia
- Mempersempit
saluran distribusi
- Menurunkan
harga uang menjaga daya saingnya
- Menambah
investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang
baik.
- Mengubah
produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
- Mencari
pasar baru.
- Tetap
pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri
dapat diatasi.
- Mengurangi
investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen
yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil
konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
- Harvesting
strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
- Meninggalkan
bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
2.2 Strategi
Pemasaran untuk Setiap Tahapan Siklus Hidup Produk
Pada setiap siklus hidup sebuah produk, akan
terdapat karakteristik dan tantangan
yang berbeda pula. Oleh karena itu, sebuah strategi pemasaran yang tepat akan
sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Di bawah ini akan
dijelaskan beberapa tahapan siklus hidup produk, beserta strategi pemasarannya
yang sesuai dengan pendapat para ahli dibidangnya.
a. Strategi Pemasaran Tahap Perkenalan
Dalam meluncurkan produk baru, manajemen pemasaran dapat membentuk suatu
tingkat tinggi atau rendah bagi setiap variabel pemasaran, seperti harga,
promosi, distribusi, dan mutu produk. Dalam hal harga dan promosi menurut Arman
dkk (2006), manajemen dapat melaksanakan satu dari empat strategi yaitu:
·
Strategi
peluncuran cepat (rapid skimming)
Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang
tinggi. Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan
yang mana akan digunakan untuk menutup biaya pengeluaran dari pemasaran. Cara
ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini
akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk,
konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi
pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada mereknya.
·
Strategi
peluncuran lambat (slow skimming)
Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi.
Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk
menekan biaya pemasaran. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar
terbatas, sebagian besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau
membeli dengan harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.
·
Strategi
penetrasi cepat (rapid-penetration)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi
yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa
pasar yang paling besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas,
konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap
harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.
·
Strategi
penetrasi lambat (slow-penetration)
Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan harga
rendah. Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan produk yang cepat dan biaya
promosi yang rendah. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan
pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap
harga, dan persaingan potensial sangat rendah.
Lamanya tahap pengenalan ini sangat ditentukan oleh karakteristik produk
seperti differential advantage dibandingkan produk produk lain yang eksis di
pasar, usaha-usaha edukasional yang dibutuhkan, kadar sifat/corak baru suatu
produk (degree of newness), dan komitmen sumber daya pihak manajemen terhadap
item/aspek baru tersebut. Biasanya yang diharapkan adalah periode pengenalan
yang singkat, sehingga pengaruh negatif terhadap penerimaan dan aliran kas dapat
dikurangi. Demikian pula halnya dengan ketidakpastian terhadap produk baru
tersebut diharapkan dapat ditekan.
b. Strategi
Pemasaran Tahap Pertumbuhan
1. Rapid Growth
Strategi pemasaran pada
tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan
distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik
segmen pasar baru. Selain lini produk, lini harga juga digunakan untuk
memuaskan selera berbagai segmen, mulai dari harga rendah sampai dengan harga
premi. Sementara itu promosi ditekankan untuk membangun preferensi merek
(selective demand). Periklanan dititikberatkan pada media massa untuk
memaksimumkan jangkauan penginformasian produk. Pemasar juga harus terus
mengumpulkan informasi tentang kegiatan persaingan dan mencari segmen pasar
baru karena peluang di pasar yang ada sudah mulai berkurang dengan semakin
banyaknya pesaing yang muncul.
Tahap ini ditandai
dengan adanya peningkatan penjualan. Konsumen awal merasa senang dan konsumen
berikutnya mulai membeli. Pesaing baru mulai memasuki pasar, harga bertahan
atau sedikit turun, dan laba meningkat. Menurut Kotler (2009), sepanjang tahap
pertumbuhan, perusahaan dapat menggunakan beberapa strategi untuk
mempertahankan pertumbuhan pasar selama mungkin:
·
Meningkatkan kualitas
produk, menambah ciri-ciri atau fitur-fitur produk, serta memperbaiki modelnya.
·
Menambah model baru dan
produk penyerta (misal: produk dengan ukuran berbeda, rasa, dan sebagainya
untuk melindungi produk utama).
·
Memasuki segmen pasar baru.
·
Meningkatkan cakupan dan
memasuki saluran distribusi baru.
·
Beralih dari iklan yang
membuat orang menyadari produk (product-awareness advertising) ke iklan
yang membuat orang memilih produk tertentu (product-preference advertising).
·
Menurunkan harga untuk
menarik lapisan berikutnya yang sensitif terhadap harga.
2.
Slow Growth
Strategi pemasaran pada tahap ini sebagian besar
difokuskan untuk memperkuat dan mempertahankan posisi pasar serta membangun
kesetiaan konsumen dan penyalui. Dengan semakin banyaknya pesaing yang keluar
dari pasar maka intensitas persaingan menjadi berkurang. Jumlah produk di pasar
juga berkurang, selain akibat semakin terdesaknya produk tiruan yang gagal,
juga disebabkan oleh lini produk perusahaan yang menyusut karena produsen dan
penyalur menghilangkan item yang prestasinya jelek. Harga menjadi alat
persaingan. Selain untuk rnempertahankan konsumen agar tetap membeli, alasan
harga kini menjadi alat untuk bersaing karena pasar sudah jenuh dan tidak
tertarik lagi dengan promosi perusahaan. Penyalur menjadi semakin penting
karena produk yang selalu tersedia pada tingkat eceran akan dapat memberikan
penghasilan secara teratur. Dengan demikian promosi akan bergeser dari konsumen
ke penyalur. Di samping itu usaha untuk memberikan pelayanan purna beli (servis
dan suku cadang) juga semakin meningkat. Intelijen pemasaran mulai memfokuskan
pada peningkatan produk, mencari peluang di pasar baru, serta perbaikan dan
penyegaran tema promosi.
Dalam
tahap pertumbuhan, perusahaan yang melakukan strategi perluasan pasar akan
memperkuat posisi persaingannya, tentu saja akan menambah biaya yang cukup
besar. Perusahaan dalam tahap pertumbuhan akan menghadapi pilihan antara pangsa
pasar yang besar dan keuntungan saat ini yang tinggi. Dengan mengeluarkan uang
untuk peningkatan produk dan distribusi, perusahaan dapat menghadapi
posisi yang dominan. Dengan kata lain, perusahaan akan melepaskan
keuntungan saat ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar pada tahap
berikutnya.
§
Strategi Pemasaran Tahap
Kedewasaan
Pada suatu titik, tingkat pertumbuhan penjualan
produk akan menurun dan produk akan memasuki tahap kedewasaan relatif. Tahap
ini biasanya berlangsung lebih lama dari tahap sebelumnya dan merupakan
tantangan berat bagi manajer pemasaran. Kebanyakan produk berada pada tahap
kedewasaan dari siklus hidup. Menurut Kotler (2009) ada tiga fase kedewasaan,
yaitu:
·
Fase kedewasaan bertumbuh (growth maturity)
Tingkat pertumbuhan
penjualan mulai menurun dan tidak ada saluran distribusi baru.
·
Fase kedewasaaan stabil (stable maturity)
Penjualan datar atas dasar
per kapita karena kejenuhan pasar, dan masa depan penjualan ditentukan oleh
pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti.
·
Fase kedewasaan menurun (decaying maturity)
Penjualan menurun dan
konsumen mulai beralih ke produk lain.
Dalam tahap ini, jika sebuah
produk mulai mengalami penurunan, maka perusahaan harus mulai memikirkan
cara-cara untuk kembali menaikkan minat konsumen terhadap produk
tersebut.Terdapat tiga cara bermanfaat yang dapat mengubah jumlah pemakaian
terhadap suatu merek (brand), yaitu:
1. Modifikasi
pasar
·
Memperluas jumlah pemakai merk
·
Meningkatkan tingkat pemakaian per pemakai
Volume = jumlah pemakai merk x tingkat pemakaian per pemakai
Jumlah pemakai merk dapat diperluas dengan cara :
·
Mengubah orang bukan pemakai
·
Memasuki segmen pasar baru
·
Memenangkan pelanggan pesaing.
Strategi untuk meningkatkan
tingkat pemakaian per pemakai:
·
Penggunaan lebih sering
·
Lebih banyak pemakaian per peristiwa
·
Penggunaan baru dan lebih bervariasi
2.
Modifikasi produk
·
Peningkatan kualitas (quality improvement) bertujuan meningkatkan
kemampuan produk, misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk. Strategi
ini efektif jika mutu produk memang masih bisa ditingkatkan, konsumen peka
terhadap mutu produk, dan konsumen percaya bahwa mutu yang lebih tinggi akan
memberikan manfaat yang lebih tinggi.
·
Peningkatan keistimewaan (feature improvement) bertujuan untuk
menambahkan ciri-ciri baru pada produk seperti ukuran, berat, bahan pokok baru,
bahan pelengkap, dan sebagainya. Kebaikan dari strategi ini adalah meningkatkan
image perusahaan sebagai pemimpin pasar yang progresif, dapat merebut kesetiaan
segmen pasar tertentu, memberikan publisitas cuma-cuma bagi perusahaan,
mendorong antusiasme pada wiraniaga dan distributor, serta perubahan tersebut
dapat dilakukan denganf leksibel tanpa tambahan biaya. Namun kelemahan terbesar
dari strategi ini adalah mudah ditiru, terlebih lagi apabila perubahan tersebut
tidak memberikan manfaat yang permanen.
·
Peningkatan gaya (style improvement) bertujuan untuk menambah daya tarik
estetika produk seperti model, warna, kemasan dan lain – lain. Keuntungan dari
strategi ini adalah terciptanya identitas yang khas di pasar serta kesetiaan
konsumen pada merek. Namun strategi ini juga mempunyai masalah selain
keuntungan di atas, yaitu sulit mengetahui kelompok orang yang menyukai model
baru dan biasanya model baru menghilangkan model lama yang sudah diterima
(style loyalty) sehingga perusahaan dapat menghadapi risiko kehilangan konsumen
yang terlanjur menyukai model lama.
·
Modifikasi
bauran pemasaran (marketing mix) dimana perusahaan bertujuan untuk
\mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk (product
category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah berupa
modifikasi bauran pemasaran untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi
bertahan ini lebih menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi
dan menghilangkan kelemahan produk. Distributor memainkan peranan penting untuk
strategi ini, sebab tingkat penjualan yang mereka peroleh dipengaruhi oleh
usaha promosi perusahaan untuk mendorong distributor tetap setia pada
perusahaan. Di samping itu, karena promosi berkurang keefektifannya, maka
penentuan harga menjadi bentuk lain dari promosi.
Walaupun usaha promosi ditujukan untuk
mempertahankan kesetiaan produk pada konsumen dan distributor, penekanannya
akan lebih cenderung lebih berat pada distributor. Meskipun merupakan
alternatif strategi yang baik pada tahap kedewasaan, strategi ini mempunyai
kelemahan pokok yaitu sangat mudah ditiru pesaing, terutama jika yang dilakukan
adalah potongan harga, peningkatan aktivitas pelayanan, dan distribusi massal.
Keuntungan yang diperoleh pun tidak banyak, karena setiap tindakan yang
dilakukan perusahaan akan mendapat reaksi dari pesaing.
·
Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi
yang digunakan untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat
memperbaharui pertumbuhan pada saat produk masuk dalam kematangan.
§
Strategi Pemasaran Tahap
Penurunan
Penurunan
bisa cepat atau lambat, karena alasan teknologi, pergeseran selera konsumen,
dan meningkatnya persaingan. Mempertahankan produk adalah beban bagi perusahaan
maupun karyawan. Menurut Arman dkk (2006) berikut adalah strategi bertahan
dalam tahap penurunan yang tersedia untuk perusahaan yaitu:
·
Meningkatkan investasi
perusahaan untuk mendominasi atau memperkuat posisi pasar.
·
Mempertahankan level
investasi sampai ketidakpastian industri itu terselesaikan.
·
Mengurangi investasi secara
selektif dengan melepas pelanggan yang tidak menguntungkan.
·
Menuai investasi untuk
memulihkan kas secepatnya.
·
Melepas usaha secepat
mungkin dengan menjual asetnya.
Jika produk dikatakan tidak
lagi dapat dikembangkan, maka dapat dikatakan produk tersebut telah mati. Manajer operasi harus pandai memilih jenis
produk, mendefinisikan produk, dan mendesain produk secara terus-menerus,
sehingga selalu dapat menemukan dan mengembangkan produk baru.
Salah satu teknik untuk
menghasilkan produk baru adalah brainstorming.
Pada teknik ini, kelompok orang yang berbeda saling berbagi ide pada
suatu topic khusus. Tujuannya adalah untuk membangkitkan diskusi terbuka yang
menghasilkan ide kreatif mengenai produk yang mungkin dan perbaikan
produk. Berikut ini adalah manfaat yang
dapat diperoleh jika manajemen melakukan brainstorming:
1.
Memahami pelanggan
Pelanggan merupakan
permasalahan mendasar dalam pengembangan produk baru. Banyak produk yang muncul di pasaran yang
idenya berasal dari pelanggan, dan bukan dari produsen. Bbeerapa produk cenderung dikembangkan oleh
individu, organisasi atau perusahaan yang peka terhadap trend pasar dan
mempunyai peluang untuk memenuhi kebutuhan di luar pasar biasa.
2.
Perubahan ekonomi
Perubahan ekonomi
menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran jangka penjang, tetapi siklus
ekonomis dan harga berubah pada jangka pendek.
Pada kondisi ekonomi yang mebaik, banyak pelanggan memenuhi kebutuhan
untuk investasi jangka panjang, sedangkan pada kondisi ekonomi memburuk, banyak
pelanggan mengurangi tingkat konsumsinya, sehingga berimbas pada jumlah
permintaan terhadap produk tertentu akan menurun.
3.
Perubahan sosiologis dan demografis
Perubahan ini muncul karena
beberapa hal, diantaranya adalah trend memiliki keluarga kecil, sehingga
mengubah preferensi pada ukuran rumah, apartemen, dan mobil.
4.
Perubahan teknologi
Perubahan teknologi membuat
segalanya menjadi mungkin untuk dilakukan, misalnya melakukan transaksi dengan
pihak asing melalui e-commerce, penggunaan mesin-mesin digital untuk
berproduksi.
5.
Perubahan politik
Kondisi suatu Negara dapat
perpengaruh pada munculnya peraturan baru. Peraturan ini biasanya dapat
menghasilkan perjanjian perdagangan yang baru, tariff baru, dan juga persyaratan
kontrak dengan pemerintah.
6.
Perubahan lain
Perubahan lain dapat muncul
melalui kebiasaan pasar, strandar professional, pemasok, dan distributor.
Faktor-faktor tersebut di
atas harus disadari sepenuhnya oleh manajer operasi, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan dalam peluang produk, produk yang sudah ada, volume
produk, dan bauran produk.
BAB III
PENUTUP
3.1 RINGKASAN
Perusahaan atau organisasi saat ini sudah mungkin
semakin meningkat kesadarannya atas betapa penting dan bermanfaatnya
pengembangan produk atau jasa baru, tahapan daur hidup produk, dan strategi
pemasaran tiap-tiap produk. Produk yang saat ini beredar di pasar menghadapi
akhir tahap dalam siklus hidup produk dan memang harus diganti dengan produk
yang lebih baru.
Namun produk barupun bisa gagal total. Selain menghadapi keberhasilan,
pembaruan produk pun ditantang oleh resiko yang tidak kalah besar. Kunci
kebrhasilan suatu pembaruan terletak pada pengelolaan organisator yang lebih
efektif dalam menangani gagasan produk baru, menyelenggarakan penelitian
mendalam dan prosedur pengambilan keputusan pada setiap tahap proses
pengembangan produk baru.
Mengahadapi munculnya produk baru, konsumen bereaksi
dengan kadar yang berbeda tergantung pada karakteristik yang ada pada konsumen
sendiri atau yang ada pada produk. Pengusaha selalu berusaha melempar prosuk
atau jasa barunya kepada pengadopsi dini yang potensial, terutama mereka yang
memiliki sifat sebagai panutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar