Pengertian Dan Konsep Kewirausahaan
Kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan
cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar
Istilah
kewirausahaan sudah lama menjadi wacana di Indonesia, baik pada tingkat formal
di perguruan tinggi dan pemerintahan ataupun pada tingkat nonformal pada
kehidupan ekonomi di masyarakat. Dilihat dari terminologi, dulu dikenal adanya
istilah wiraswasta dan kewirausahaan. Sekarang tampaknya sudah ada semacam
konvensi sehingga istilah tersebut menjadi wirausaha (entrepreneur) dan
kewirausahaan (entrepeneurship).
Entrepreneur
berasal dari bahasa Prancis yaitu entreprendre/wirausaha yang artinya memulai
atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata : Wira : utama, gagah
berani, luhur; swa : sendiri; sta : berdiri; usaha: kegiatan produktif. Dari
kata tersebut, wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-orang yang dapat
berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai
orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintahan, yaitu : para pedagang,
pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta, sedangkan
wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan
adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri.
Istilah
kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam
bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pada abad
pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang aktor
yang memimpin proyek produksi. Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh
Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada
dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk
organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan
kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam
definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya
peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang
tersebut
Menurut
Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha
baru dan peluang berusaha.
ada 6
hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut (Suryana, 2003 : 13), yaitu :
Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad
Sanusi, 1994).
Kewirausahaan
adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability
to create the new and different) (Drucker, 1959).
Kewirausahaan
adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase)
dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
Kewirausahaan
adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu
yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
Kewirausahaan
adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah
ada, dan menemukancara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Dahulu
orang beranggapan bahwa kewirausahaan adalah bakat bawaan sejak lahir
(entrepeneurship are born nat made) dan hanya diperoleh dari hasil praktek di
tingkat lapangan dan tidak dapat dipelajari dan diajari, tetapi sekarang
kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan
diajarkan.
Ilmu
kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan
(ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2001).
Dalam
konteks bisnis, menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001), kewirausahaan
adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan
keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Wirausaha
sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri,
istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru
dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istlah wirausaha seperti di Belanda
dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa Negara seperti di eropa,
Amerika, dan Canada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
entrepeneurship atau small business management.
Pada
tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada
beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan pelatihan di segala lapisan masyarakat, maka kewirausahaan
menjadi berkembang.
Ada
tiga jenis wirausaha (Ir. Ciputra), yaitu :
Necessity
Entrepreneur yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan desakan kebutuhan
hidup.
Replicative
Entrepreneur, yaitu wirausaha yang cenderung meniru-niru bisnis yang sedang ngetren
sehingga rawan terhadap persaingan dan kejatuhan.
Inovatip
Entrepreneur, yaitu wirausaha inovatip yang terus berpikir kreatif dalam
melihat peluang dan meningkatkannya.
Hisrich,
Peters, dan Sheperd (2008, hal 10) mendefinisikan : “Kewirausahaan adalah
proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang
diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang
mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan
kebebasan pribadi”. Dalam bidang pemerintahan seperti dikemukakan, maka
birokrasi dan institusi akan memiliki motivasi, optimisme, dan berlomba untuk
menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien, efektif, fleksibel, dan adaptif.
Kewirausahaan
dapat didefinisikan sebagai berikut “wirausaha merupakan pengambilan resiko
untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang - peluang untuk
menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang
dikelola berkembang menjadi lebih besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan
– tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006).
Terdapat
banyak definisi kewirausahaan yang pada intinya relative sama seperti
dikemukakan oleh Drucker (1994), Zimemerer (1996), Suryana (2001), Longenecker
dkk (2001), Syis dalam Wijandi (1998), Say (1800) dalam Osborne & Gaebler
(1992), Sumahajaya (1980) dalam Wijandi (1988) dan Siagian.
Tidak
semua pengusaha adalah wirausahawan. Sebagai contoh seorang pengusaha yang
karena ia memiliki saham di suatu perusahaan dan memiliki koneksi tertentu
dengan pejabat pemerintah sehingga ia memperoleh fasilitas-fasilitas istimewa
baik dalam memenangkan tender maupun kemudahan dalam perizinan, orang ini
bukanlah seorang wirausahawan. Orang tersebut tidak lebih hanyalah seorang
pedagang. Kita dapat mengambil contoh pengusaha air minum dalam kemasan (AMDK)
dengan merk Aqua, Bapak Tirto Utomo. Dia dapat dikatakan seorang wirausahawan
karena ia melakukan terobosan dalam usaha baru air minum dalam kemasan (AMDK)
yang pada saat itu dikuasai oleh minuman bersoda dan beralkohol. Pada awal
berdirinya perusahaan Aqua banyak orang mempertanyakan mengapa air tawar
diperjualbelikan yang biasanya di Indonesia dapat diminta dengan gratis, tetapi
usaha tersebut ternyata berhasil bahkan banyak perusahaan lain yang
mengikutinya.
Wirausaha
berbeda dengan penemu (inventor), yaitu orang yang menemukan sesuatu yang
berguna bagi kehidupan manusia, misalnya Thomas Alpha Edison menemukan listrik.
Einstein menemukan atom, dan lainnya. Mereka tidak dapat disebut wirausahawan
jika penemuannya tersebut tidak ditransformasikan oleh mereka sendiri ke dalam
dunia usaha. Wirausahawan adalah orang yang memanfaatkan penemuan tersebut ke
alam dunia usaha.
Kao
menjelaskan (1989), secara umum posisi wirausahawan adalah menempatkan dirinya
terhadap resiko atas guncangan – guncangan dari perusahaan yang dibangunnya
(venture). Wirausahawan memiliki resiko atas finansialnya sendiri atau
financial orang lain yang dipercayakan kepadanya dalam memulai suatu usaha. Ia
juga beresiko atas keteledoran dan kegagalan usahnya. Sebaliknya manajer lebih
termotivasi oleh tujuan yang dibebankan dan kompensasi (gaji dan benefit
lainya) yang akan diterimanya. Seorang manajer tidak toleran terhadap sesuatu
yang tidak pasti dan membingungkan dan kurang berorientasi terhadap resiko
dibandingkan dengan wirausahawan. Manajer lebih memilih gaji dan posisi yang
relative aman dalam bekerja.
Wirausahawan
lebih memiliki keahlian intuisi dalam mempertimbangkan suatu kemungkinan atau
kelayakan dan perasaan dalam mengajukan sesuatu kepada orang lain. Di lain
pihak, Manajer memiliki keahlian yang rational dan orientasi yang terperinci
(rational and detailed-oriented skills).
Perdebatan
yang sangat klasik adalah perdebatan mengenai apakah wirausahawan itu
dilahirkan (is born) yang menyebabkan seseorang mempunyai bakat lahiriah untuk
menjadi wirausahawan atau sebaliknya wirausahawan itu dibentuk atau di cetak
(is made). Sebagian pakar berpendapat bahwa wirausahawan itu dilahirkan
sebagian pendapat mengatakan bahwa wirausahawan itu dapat dibentuk dengan
berbagai contoh dan argumentasinya. Misalnya Mr. X tidak mengenyam pendidikan
tinggi tetapi kini dia menjadi pengusaha
besar nasional. Dilain pihak kini banyak pemimpin/pemilik perusahaan yang
berpendidikan tinggi tetapi reputasinya belum melebihi Mr. X tersebut.
Pendapat
lain adalah wirausahawan itu dapat dibentuk melalui suatu pendidikan atau
pelatihan kewirausahaan. Contohnya, setelah Perang Dunia ke-2 beberapa veteran
perang di Amerika belajar berwirausaha. Mereka belajar berwirausaha melalui
suatu pendidikan atau pelathan baik pendidikan/pelatihan singkat maupun
pendidikan/pelatihan yang berjenjang. Dengan model pengetahuan dan fasilitas
lainnya mereka berwirausaha. Samuel Whalton pendiri Wallmart yang kini menjadi
retailer terbesar di Dunia adalah veteran yang memulai usahanya pada usia 47
tahun. Ross Perot pendiri Texas Instrument yang pernah mencalonkan diri sebagai
Presiden Amerika dari partai Independen juga seorang veteran yang berhasil
dibentuk menjadi wirausahawan.
Ada
yang mengatakan bahwa seseorang menjadi wirausahawan itu karena lingkungan.
Misalnya, banyak orang WNI keturunan menjadi wirausahawan yang sukses karena
mereka hidup di lingkungan para wirausahawan atau pelaku usaha.
Pendapat
yang sangat moderat adalah tidak mempertentangkan antara apakah wirausahawan
itu dilahirkan, dibentuk, atau karena lingkungan. Pendapat tersebut menyatakan
bahwa untuk menjadi wirausahawan tidak cukup hanya karena bakat (dilahirkan)
atau hanya karena dibentuk. Wirausahawan yang akan berhasil adalah wirausahawan
yang memiliki bakat yang selanjutnya dibentuk melalui suatu pendidikan atau
pelatihan, dan hidup di lingkungan yang berhubungan dengan dunia usaha.
Seseorang
yang meskipun berbakat tetapi tidak dibentuk dalam suatu pendidikan/pelatihan
tidaklah akan mudah untuk berwirausaha pada masa kini. Hal ini disebabkan dunia
usaha pada era ini menghadapi permasalahan permasalahan yang lebih kompleks
dibandingkan dengan era sebelumnya. Sebaliknya orang yang bakatnya belum
terlihat atau mungkin masih terpendam jika ia memiliki minat dengan motivasi
yang kuat akan lebih mudah untuk dibentuk menjadi wirausahawan. Bagi yang ingin
mempelajari kewirausahaan janganlah berpedoman pada berbakat atau tidak. Yang
penting memiliki minat dan motivasi yang kuat untuk belajar berwirausaha.
Seorang
dikatakan sebagai wirausahawan apabila memiliki segenap ciri ciri wirausaha
tangguh, dan wirausahawan unggul, Sedangkan dilihat dari jenisnya terbagi
kedalam tiga kelompok yaitu Administrative Entrepeneur, Innovative Entrepeneur,
dan Catalist Entrepeneur.
Keadaan dan Pengembangan Kewirausahaan Di Indonesia
Dan Mancanegara
Jumlah
wirausahawan menjadi sangat penting untuk sebuah bangsa, seperti yang
dituturkan oleh pengusaha nasional dan pendiri Universitas Sahid (Usahid), Prof
Sukamdani Sahid Gitosardjono, karena kehadiran mereka membuat perekonomian
negara akan semakin sejahtera dan kuat. Tetapi kewirausahaan di Indonesia belum
begitu berkembang. Sebenarnya Pemerintah sudah melakukan upaya yang
komperehensif untuk meningkatkan dan menggalakkan kewirausahaan seperti
seminar, lokakarya, simposium, diskusi, sampai pelatihan kewirausahaan. Namun
kewirausahaan memang belum membudaya dan adanya pemikiran masyarakat yang ‘rendah diri’ karena adanya perasaan tidak
memiliki modal, tidak mempunyai kecakapan berwirausaha, dan tidak berani
mengambil risiko.
Namun
yang banyak di Indonesia adalah UKM. UKM merupakan bentuk usaha yang paling
banyak dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Saat ini jumlah UKM di Indonesia
sangat banyak. UKM adalah tulang
punggung ekonomi Indonesia. Menurut kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (UMKM) data UKM berkontribusi sebesar 56,7 % dari total GDP dan telah
mampun memperkerjakan 79 juta orang. Namun jumlah wirausahawan hanya sebesar
0.18% dibandingkan dengan sesuai standardnya sebesar 2%.
Banyak
wirausahawan muda yang belum mengerrti mengenai penataan bisnis sehingga hanya
mengandalkan modal dan pengetahuan seadanya. Oleh karena itu Angel Investor,
orang kaya di Indonesia, menjadi mentor yang dapat memberikan pengalaman,
pengetahuan, dan kontak bagi wirausahawan muda. MEKAR, sebuah inisiatif Putera
Sampoerna Foundation yang bergerak di bidang kewirausahaan, juga menyediakan
program pelatihan dan konsultasi dalam membantu wirausahawan muda dalam
mengembangkan perencanaan bisnis yang baik serta memberikan seminar bulanan
mengenai angel investing bagi para pemodal dan para wirausahawan.
Saat ini,
internet sudah sangat mendunia. Semua orang telah akrab dengan internet dalam
hal memperoleh informasi, komunikasi, proses belajar mengajar, transaksi jual
beli, hiburan, semuanya bisa dilakukan lewat internet. Hingga shop online pun
marak dijumpai karena sangat praktis dan tidak perlu bertatap muka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar